SMK Tamansiswa 2 Jakarta
Menuju Era Baru Semangat Baru
PESAN MINGGUAN KEPALA SEKOLAH
Guru adalah panutan, Guru adalah Teladan
PENGUMUMAN
Untuk Para Pamong diinformasikan bahwa akan ada Akreditasi TKJ dan RPL
Senin-Kamis, 11- 14 November 2013.
News
Persiapan Akreditasi TKJ dan RPL
03/04/2013 09:23———
FUTSAL SMK TAMANSISWA 2 JAKARTA KEMBALI MENGGELIAT
03/04/2013 09:13———
SMK Tamansiswa 2 Jakarta mewakili Jakarta Pusat di Lomba IT software Aplications
16/02/2013 08:55———
SMK Tamansiswa 2 Jakarta studi banding ke SMK Wikrama Bogor
16/02/2013 08:11———
Penyejuk Hati
Sifat jujur merupakan sifat yang sangat terpuji. Namun, sekarang sifat ini menjadi barang langka. Manusia merasa bahwa kejujuran adalah perkara yang tidak penting. Mereka berasumsi bahwa kebohongan adalah suatu yang wajar bukan sebuah dosa.
Definisi Jujur
Jujur adalah lawan dari dusta.1 Al-Imam ar-Roghib al-Ashfahani rohimaullah berkata, “Jujur adalah kesesuaian ucapan dengan apa yang tersembunyi dan yang akan dikabarkan secara bersamaan. Apabila tidak terpenuhi syarat ini maka bukan sebuah kejujuran.”
Al-Imam al-Jurjani rohimahullah berkata, “Jujur adalah kesesuaian hukum terhadap kenyataan, ini adalah lawan dari berdusta.”
Mahalnya Sebuah Kejujuran
Setiap manusia pasti senang dengan kejujuran, keadilan, perbuatan baik, akhlak mulia, dan lain-lain dari perkara yang baik. Sebaliknya, semua orang juga membenci perbuatan dusta, zalim, akhlak buruk, dan sebagainya. Dua hal ini adalah fitrah yang telah Alloh tanamkan dalam diri setiap manusia, tidak bisa ditolak dan diingkari.
Di antara sifat terpuji yang banyak dilalaikan oleh mayoritas manusia adalah sifat jujur. Kejujuran pada zaman sekarang terasa begitu mahal. Orang yang hendak berbuat jujur selalu kalah, dikatakan sok suci, bahkan dikucilkan oleh teman-temannya.
Tentu ini adalah bentuk pemerosotan nilai keimanan yang sangat nyata. Tatkala zaman semakin jelek, manusia semakin jauh dari bimbingan wahyu, maka berbuat jujur adalah sebuah tantangan dan ujian bagi orang-orang beriman untuk tetap konsisten dan tegar dalam memegang panji kejujuran walaupun orang menilainya sebagai sikap yang bodoh dan ketinggalan zaman. Kita tidak perlu mempedulikan penilaian orang tersebut karena prinsip kita adalah berpegang teguh dengan apa yang dikatakan oleh Alloh dan Rosul bukan berpegang dengan apa kata kebanyakan orang!
Alloh berfirman:
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Alloh. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Alloh). (QS. al-An’am [6]: 116)
Dan sungguh benar sabda Nabi shollallohu alaihi wasallam yang menggambarkan perihal manusia zaman sekarang yang serba terbalik dalam sabda beliau yang berbunyi:
“Akan datang pada manusia tahun-tahun yang menipu. Orang yang dusta dibenarkan, orang yang jujur didustakan. Orang yang khianat diberi amanat, orang yang amanat dianggap khianat. Dan orang-orang Ruwaibidhoh berani bicara.” Ada yang bertanya, “Siapa Ruwaibidhoh itu?” Beliau menjawab, “Dia adalah orang bodoh yang berbicara tentang urusan orang banyak.”
Ketamansiswaan
Ajaran Ki Hajar Dewantara mulai Ditinggalkan
28/04/2009 08:42———